Di otak ini sedang penuh dengan isi yang tak semuanya berisi kepentinganku dan keinginanku. Tapi aku harus memboyongnya kemana-mana untuk aku konsumsi, termasuk kesedihan dan kesendirian yang selalu setia kapan saja membuyarkan harapan baikku. Dalam otak ini ada sosok seorang perempuan yang setiap hari selalu aku mintai kabarnya, dan sebaliknya. Sosoknya menguras enerjiku. Perhatianku tertuju padanya. Selain itu juga ada rasa cemas yang selalu hadir dikala aku bangun pagi dan disetiap waktu saat aku mengingat hal itu - pekerjaan yang saat ini ku jalani belum menuju pada kesibukan. Aku sedang dalam tahap orientasi dalam setiap hal di tempat itu. Pasti suatu saat hal itu akan menyibukanku, sampai perhatianku terpecah kemana-mana tanpa perasaan yang nyaman. Sama seperti kejadian waktu dulu yang pernah aku alami.
Apa yang orang lain katakan terhadap hubungan kita terkadang membuatku selalu terdiam sejenak. Aku selalu menyangkal pernyataan mereka seketika.
Sebenarnya aku pun tidak begitu tahu apa yang dia pikir tentangku. Aku hanya mengalami komunikasi satu arah yang bisa saja suatu saat mengorbankan perasaanku sendiri. Aku menyukainya.
Terima kasih atas ketulusanmu yang selalu setia menemaniku dalam perasaan hancur akan sunyinya waktu. Terima kasih atas waktu yang telah kau berikan untukku, untuk memahami perasaan ini tentangmu.
Ini rahasia. Cuma kita yang tahu dan merasakan.
Terima kasih atas ketulusanmu yang selalu setia menemaniku dalam perasaan hancur akan sunyinya waktu. Terima kasih atas waktu yang telah kau berikan untukku, untuk memahami perasaan ini tentangmu.
Ini rahasia. Cuma kita yang tahu dan merasakan.
No comments:
Post a Comment