Kenapa aku serasa mendapat diskriminasi seperti ini? Sangat kebetulan sekali semua pihak berkonspirasi untuk membuatku down. Dasar anjing semuanya!
May 19, 2014
May 13, 2014
Kegelisahan di Sore Ini
Ketika langkahku sedang mantap, pasti akan ada rintangan yang datang. Masalah datang dengan sendirinya, padahal itu bisa dibilang bukan masalah, sebenarnya. Aku hanya berlebihan dalam menilai masalah. Oh, sisi lain yang datang lagi untuk menghalangi.
Proses baik telah dijalani. Sedikit proses mungkin lebih baik daripada menjadi pengecut yang murni cuma bisa diam dan hanya banyak bicara. Tapi harus diakui bahwa masalah akan datang dengan sendirinya ketika semua mulai semangat dan sedikit lebih maju dari sebelumnya. Angin yang besar datang disaat kami mulai bergerak maju. Semakin tinggi, semakin besar gelombangnya. Itu sudah menjadi hukum alam.
Masalah internal maupun eksternal.
Mental dan kepercayaan diri, serta uang dan ego yang tinggi akan menjadi masalah besar. Akan menjadi boomerang bagi diri sendiri.
Mungkin karena aku akhir-akhir ini sering meninggalkan Sholat, jiwa dan ragaku serasa kosong tidak berisi. Mudah patah semangat meski kadang ku bisa menahannya untuk tidak terlihat di hadapan kawan-kawan.
Aku harus punya keberanian dan siap bersaing dengan yang lainnya. Lihat yang lebih tidak baik nasibnya dari aku. Jangan melihat mereka yang tinggi, tapi lihat mereka yang kurang beruntung, bahkan untuk bisa memiliki sebuah grup - pertemanan yang solid, itu sangat susah untuk dibuat. Waktu yang lama, kedekatan secara emosional, tau kurang-lebihnya mereka. Itu bukan karena semata-mata orientasi materi, tapi karena dedikasi dan loyalitas. Ku harap semua akan berproses lama dan awet. Pertemanan yang makin lama makin dekat - seperti keluarga. Aku bangga dengan perlakuan itu. Ada banyak yang menyayangiku. Aku bersyukur atas nikmat ini. Aku tak ingin mengecewakan mereka. Aku harap bisa menjadi harapan mereka. Aku adalah jiwa yang kuat. Selamatkan aku dari cobaan ini, ya Tuhanku. Aamiin.
Labels:
Contemplation,
Everyday Life,
Kolega,
Re-solution?
May 9, 2014
GBU
Aku merasa masih jauh dan belum mencapai poin yang disebut musisi yang orang lain bilang. Kalau diibaratkan, aku masih anak-anak yang mau mulai untuk bermain dan mencari-cari arah jalan untuk bermain. Masih sangat jauh untuk bisa lepas bebas. Teman musisi pun belum kenal banyak, bahkan aku sangat tertutup untuk hal-hal seperti itu. Teman di socmed saja diproteksi dan sangat selektif untuk bisa nerima. Sedangkan orang lain berpikir bahwa untuk menambah teman haruslah punya banyak kenalan di keseharian maupun di dunia maya. Aku selalu melihat pada pribadi seseorang yang dulu dekat denganku. A Uge, dia guru gitarku. Wawasan musiknya luas. Wajar saja, dia lulusan S2 seni musik di UPI Bandung. Gaya bicaranya sangat orisinil. Suka penampilannya yang cuek dan selalu pede dengan apa yang ada dalam dirinya. Sekarang dia sibuk dengan berbagai projek musik yang berhubungan dengan teater dan budaya Indonesia. Mungkin saking sibuknya, dia jarang update di socmed. Dia orangnya apa adanya, gak ambil pusing orang bilang apapun. Yang penting, kata dia, dia itu gak ngerugiin orang lain. Dan hal yang selalu aku kutip dari perkataannya adalah... "Silaturahmi adalah kunci popularitas". Jadi harus punya banyak kenalan, biar cepet populer, katanya. Kangen dia euy...
May 4, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)