March 14, 2012

Tentang Hari Ini

Aku hidup dalam situasi dimana raga ini merasa selalu tertekan. Oleh siapa? oleh pikiranku sendiri yang selalu ngalor-ngidul mencari sesuatu yang tanpa ada kejelasan. Aku butuh sesuatu yang bisa membuat perasaan ini baik, dan itu pastinya harus istimenwa, lebih dari uang atau materi yang sulit didapat. Aku tidak membutuhkan semua itu dalam keadaan kacau.

Aku tetap kesepian dalam sepinya alam di malam hari. Aku harus mencari sesuatu yang bisa menenangkanku saat ini. Aku tidak ingin berlarut-larut dalam keadaaan setengah bahagia. Yang aku pahami adalah, aku masih merasa kurang dalam hidup ini. Maksudnya adalah aku masih merasa harus ada sesuatu yang bisa membuatku lebih istimewa berlenggak diatas dunia ini. Aku tidak bisa menentukan layaknya aku butuh seorang perempuan atau mobil mewah atau uang di rekening bank yang sangat banyak.

Perasaan ini seperti sama ketika aku sakit tergolek lemas diatas tempat tidur yang sangat menyengsarakan. Apa yang bisa aku perbuat? tidak ada, hanya diam dan merasakan kesakitan itu, menikmatinya seakan tidak ada lagi hal yang harus aku lakukan.

Dulu kejadian itu sangat sering aku alami hingga umurku hampir cukup dewaslah hal itu berangsur hilang. Aku jadi tidak mudah sakit-sakitan. Aku bersyukur atas keadaan yang lebih baik ini. Aku bersyukur pada Tuhan yang selalu memberiku masalah yang sebenarnya adalah cobaan. Apa yang aku lakukan bila berhadapan dengan keadaaan penuh masalah?

Apa yang bisa aku perbuat demi mengatasi itu. Untungnya aku punya orang-orang yang sangat baik dan memahami keadaanku yang kala sakit parah dan aku sangat membutuhkan peran mereka. Aku sangat sayang pada orang tua yang membesarkanku. Mereka tidak sempurna dan tidak ada yang bisa menggantikan perasaan mereka padaku. Dan kenapa sih orang-orang selalu menilai sesuatu dari kuantitas atau cangkang luarnya? Boleh saja, itu mereka yang bukan jati diri aku.

Sebuah bentuk utuh kedewasaan bisa dirasa saat kita sudah merasakan begitu banyak contoh pengalaman hidup yang berbeda-beda. Saat menghadapi setiap kejadian yang memberi hikmah dan ilham dan menyuruh otak dan hati berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang aku jalani. Kenapa ini harus terjadi, dan kenapa harus aku yang menjalani peran ini dalam dunia yang tidak sempurna ini? Aku harus berpikir, mengadu argumen dengan hati kecilku yang sederhana serta cukup bodoh ini. Tapi aku merasa harus berharap dari ketidakmungkinan ini. Mungkin saja suatu saat hal ini tidak akan terjadi lagi oleh karena sebuah hal yang sangat hebat yang akan aku lakukan setelah aku bisa berpikir mantap.

Aku akan bisa memecahkan misteri ini. Ini sangat vatal apabila aku setengah-setengah dalam memutuskan jalan. Aku harus bisa gembira dalam dunia ini, tersenyum yang memang asli tersenyum. Seperti sebuah lagu yang memberi energi positif saat mendengarkannya. Aku ingin sekali masuk dalam irama itu dan menjadikannya pengiring hidupku dan menjadikannya penghibur setiaku disaat aku membutuhkan kedamaian. Aku rasa aku masih belum menuntaskan ujian masa labilku.

Mungkin saja sebentar lagi ini akan bisa aku akhiri dengan keyakinan yang sejauh ini sudah aku miliki. Aku sekarang sudah cukup memiliki amunisi untuk perang melawan kerawanan pecahnya bentuk diriku. Aku percaya diriku yang lemah bisa membuat keputusan yang sederhana namun penuh arti, bagiku.

Aku berterima kasih pada semua orang yang sudah pernah mengenalku dan mempercayakan aku sebagai teman hidupnya dan partner dikala masih bekerjasama. Aku mungkin hanya bisa memberi kontribusi seadanya bagi kalian. Yang aku bisa hanyalah itu, tapi aku rasa itu tidak begitu mengecewakan jika mereka memang mengenalku dan merasa tahu kalau aku ini adalah orang yang memang seperti ini, penuh kekurangan dan harus terus didukung dan dibantu.

Yang aku tahu bahwa aku punya sesuatu yang orang lain juga punya. Aku hanya orang biasa dari kebanyakan orang biasa. Tapi sebisa mungkin ini harus tidak biasa dengan semua hal yang ada dalam pikiranku ini. Hidup ini berharga dan harus dijalani dengan senang hati.

No comments: