July 11, 2012

Panic Zone

Meninggalkan zona nyaman itu bagaikan harus menjatuhkan diri ke dalam jurang yang dalam. Tapi kenapa orang lain bisa menceburkan diri ke dalam jurang itu, dan kenyataannya mereka baik-baik aja setelahnya, palingan cuma luka lecet aja sedikit. Apa mungkin aku yang terlalu parno, but i think yang aku pikir enggak terlalu bodoh amat. Aku juga mikir dengan matang dan serius. Dan mungkin yang harus diambil adalah keputusan yang lebih pro kedalam perasaanku sendiri.




Seseorang yang baik adalah orang yang bisa menghargai orang lain saat bicara dan menerima setiap keadaan yang terjadi pada diri orang lain itu. Disini yang gue maksud adalah menjadi sosok seorang teman sejati seharusnya bisa ngerti apa yang dirasain sama temennya. Enggak baik kalo nunjukin sikap sok  apalagi di depan muka orang itu. Teman yang baik itu bisa paham apa yang cocok untuk diri kita lakukan. Gue gak suka kalo ada temen yang kelakuannya bossy dan sombong. Matanya sinis kayak orang yang benci banget natap gue. Dan dia pikir itu akan ngebuat gue bereaksi takut dan biasa-biasa aja! Gue gak takut, kalo perlu ayo kita sparing. Gue gak suka sama orang yang tadi gue datangin rumahnya.

Udah ah, gue lagi kusut banget nih.
Banyak pikiran yang datang dalam kepala gue seharian ini.
Mulai dari kabar tentang "perantauan ke pulau borneo yang bertujuan untuk kerja di pertambangan batu bara".

Dengan iming-iming duit yang lumayan dan beberapa kelebihan lainnya, sempat gue ngerasa pengen maksain diri walau gak direstui ortu, keluarga dan sahabat. Tapi gue mulai ngerasa gak nyaman waktu ketemu dan sedikit kebaca apa maksud dari hal itu. Gue ngerti dia bermaksud ngebantu gue.

Setiap orang punya banyak perbedaan, dan kalo perbedaan itu dijadiin sebagai alasan kenapa gue atau dia gak bisa ngelakuin sesuatu adalah sebuah alasan yang klise. Kemajemukan itu emang sepenuhnya ada diantara hidup kita. Mulai dari hal terkecil sampe kebiasaan sehari-hari yang mungkin gak tentu disadari kalo itu sangat beda.

Dalam beberapa waktu mungkin orang bisa meracuni pikiran orang lain dengan mudah. Asal dia bisa terpikat dengan hal yang dianggap orang lain buruk dengan cara merubah image itu sebisa mungkin untuk jadi kesan baik dengan caranya sendiri. 

Jalanku bukan jalanmu. Gue ini begini dan elo itu begitu. Gue tau gue cukup parno, tapi parno gue, gue rasa udah jauh dari pertimbangan kematangan yang cukup sempurna. Dan elo, dengan semua anggapan yang lo anggap sebagai hal terbaik adalah tidak sepenuhnya baik buat diri gue dan kebaikan lingkungan hidup gue, yang gue maksud adalah keluarga gue.

Mendingan bawa aja deh semua omongan yang lo anggap baik itu. Kenapa sih semua yang gue omongin seakan lo anggap hanya sebongkah keraguan dan hanya keraguan melulu. Dan membuat lo berpikir tajam dengan mindset kalo gue adalah orang terparno yang pernah ada. Gue gak butuh penjelasan mengenai teori kesuksesan yang lo anggap baik untuk lo dan enggak pas buat diri gue. Gue gak suka saran yang menekan gue untuk selalu nurut tanpa ada perasaan nyaman.

Teman yang baik itu bukan orang yang pinter ngasih pelajaran dan wejangan. Tapi orang yang selalu ngerti dan selalu ngasih perhatian atau saran yang gak berat. Saran yang gak bikin kening mengkerut. Yang bisa menyesuaikan keadaan dimana kita bicara, sejauh apa yang kita bicarakan. Teman adalah orang yang selalu berdialog dengan santai, all out, tanpa ada perasaan segan. Tapi kenapa tadi gue ngerasain hal yang 180 derajat melawan kalimat diatas. Gue gak suka lo hari ini, ngerti gak sih!

Gue jadi nyesel pernah muji-muji lo, tapi nyatanya itu gak selamanya seperti itu. Sekarang lo punya pemikiran yang beda dengan gue. Mungkin lo udah termakan oleh teori-teori dalam buku yang sifatnya hanyalah teoritis -- non praktis.

Gue punya banyak memori kehidupan disini, mungkin lo gak sepenuhnya tau hidup gue beberapa waktu karena emang lo bukanlah orang yang terbuka untuk itu. Lo adalah orang tertutup yang gak punya teman dan hanyalah seorang yang patut dikasihani oleh gue untuk ditemani karena gak ada selain gue yang datang untuk mau temenan sama lo. That's right.

Manusia punya banyak kekurangan. Toleransi ngebuat hal itu lebih bijak. Tapi apa daya kalo ini udah terjadi dan perasaan ini kadung basah ngebenci kelakuan lo.

Teman sejati yang sebenarnya adalah teman yang bisa ngebuat kita kangen kalo dia gak ada. Dengan cintanya, kita akan selalu nyaman dalam gelak tawa dan langkah bersamanya, bersama cinta dari hati. I guess it could be nice, but yet, it's become fucken' awkward thing. Fabulous trapper-!

No comments: