Mau awet muda? Puasa aja! Hmm... benarkah begitu? Puasa dengan berbagai keutamaanya merupakan ibadah yang diwajibkan Allah SWT sejak sebelum umat Nabi Muhammad SAW. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS Al-Baqarah: 183). Bukan hanya umat Islam, ternyata kalangan non-Muslim pun memiliki ritus puasa. Tentu dijalankan dengan metode dan cara tertentu, sesuai dengan kepercayaannya. Mungkin ada yang ingat dengan Phytagoras? Ahli Matematika Yunani abad ke-6 SM itu ternyata terbiasa menjalankan puasa untuk menjaga kesehatan mental dan fisiknya.
Contoh lain adalah penganut Budha. Penduduk asli Amerika Utara dan Meksiko pun memiliki ritus puasa khusus. Demikian halnya dengan orang pedalaman Amazon, Afrika, Asia, suku Inca (Peru), bangsa Asiria, juga Babilonia. Bahkan, hewan pun ternyata berpuasa di kala sakit, sebagai terapi melawan radang. Ada apa dengan puasa? Mengapa selain Islam banyak juga yang menjadikannya sebagai bagian dari ritus ibadah maupun budaya? Lalu, apa hubungannya antara puasa dengan awet muda?
Pernah dengar kata "radikal bebas" dan "antioksidan"? Kata-kata itu tentu sudah tidak asing, seiring dengan banyaknya iklan produk yang menggunakannya sebagai langkah persuasif guna menarik minat masyarakat. Ternyata, puasa memiliki keterikatan erat dengan kedua kata tersebut. Dewasa ini, sejumlah penelitian membuktikan, puasa pada orang muda mampu menurunkan MDA (malondialdehyde) yang berifat radikal bebas hingga 90 persen. Di sisi lain, antioksidan sebagai penangkal radikal bebas justru naik sampai 15 persen.
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil. Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh, seperti metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel saat bernafas, olah raga berlebihan, atau karena berada dalam lingkungan tercemar. Bahkan, radiasi cahaya dari monitor televisi atau komputer pun bisa memicu radikal bebas.
Karena sifatnya yang tidak stabil, radikal bebas bisa menimbulkan kerusakan DNA (deoxyribonucleic acid) pada inti sel, membran sel, protein, juga penuaan dini. Berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, aterosklorosis, kencing manis, dan kanker pun menjadi imbas peningkatan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
No comments:
Post a Comment