February 20, 2012

Liarnya Pikiran: Kritikus Sekaligus Temanku

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam tubuhku, pikiranku dan bayangan yang selalu aku putar balik yang semuanya sebetulnya tidak nyata dan tidak beralasan jelas. Halusinasi abstrak yang selalu datang disetiap waktu yang mengatakan bahwa dia ingin dikeluarkan.

Keinginan itu yang aku sendiri pun susah mendeskripsikannya. Kenapa? bahkan aku serasa dibawah kendali pikiranku. Banyak pertanyaan yang berlalu-lalang. Ada kalanya pertanyaan itu sangat mendasar mengenai kehidupan ini. Perbedaan kenyataan yang dirasa ada pada tiap manusia, tiap teman-temanku atau sosok-sosok hebat yang aku akui keberadaannya.

Perbedaan yang aku tangkap adalah tentang semua yang terlihat dan terpikir bahwa menurutku itu punya perbedaan yang tidak sama dengan yang lain. Dia atau mereka itu adalah dia sendiri, yang punya identitasnya sendiri, yang mungkin menurutku sendiri mereka itu adalah orang yang telah mengalami masa labil yang sangat berat. Hasilnya, mereka terbentuk dengan elegan, penuh kekurangan tapi itu sebuah keadaan yang sempurna yang baik untuk disimpulkan bahwa mereka adalah sosok yang apa adanya.

... Tidak memaksa diri agar menjadi orang lain yang sungguh sulit jika ingin seperti orang lain itu...

Sebuah pilihan tentang apapun itu, apa harus dipilih karena kehendak dalam nurani sendiri atau untuk kepuasan orang lain yang mengorbankan dirinya sendiri? Hal seperti ini tidaklah aneh menjadi sebuah kebimbanan setiap manusia yang ingin melakukan sesuatu dengan keyakinannya sendiri. Maksudku, apa aku yang terlahir sebagai anak dari orangtua yang bertubuh kecil, gen orang jawa-sunda yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang diluar sana harus lahir dengan keadaan tubuh besar dan tinggi atau apapun itu yang aku pikir sebagai keadaan baik?

Hal ini tidaklah bagus untuk dijadikan pertanyaan sepanjang umur hidup, karena ini tidak layak untuk dijadikan sebuah masalah kecil. Kadang aku melihat keadaan, perbedaan cara pikir dan kepercayaan sebagai sesuatu yang patut diharuskan sebagai keseriusan.

Ini bicara soal kehidupan yang sangat mengena pada substansi pikiran yang akan membawa diri menjadi sebuah objek perhatian dan objek eksistensi daripada lingkungannya sendiri, orang lain. Apa hidup ini hanya sebatas uang atau skill tinggi atau sebatas pandangan kuantitas dari pihak lawan? Jika itu menjadi sebuah keutamaan dalam perjalanan ini, mungkin hidup ini hanyalah sebuah perjalanan konyol yang dibalut dengan sebuah kesemuan. Tidak ada makna hidup yang datang jika semua yang dihadapi dan dijalani tanpa rasa syukur dan bahagia.

Meski berlaku sebagai seseorang yang buruk menurut pandangan orang lain, tapi jika dia sendiri merasa apa yang dilakukannya itu sangat baik dan menentramkan jiwanya, itu bisa jadi pilihan yang sangat baik yang mungkin bisa jadi pilihan terbaik dalam hidupnya: menjadikan sebuah keyakinan, pilihan pekerjaan atau sesuatu lain untuk dijalani.

Sebagai kenyataan yang memang sedang aku yakini, band adalah hal yang sudah biasa aku jalani. Bermain gitar, mendengar temanku bernyanyi dengan mic-nya ketika aku terduduk. Band dan kehidupan, apa bisa itu kujadikan sebagai peganganku yang sebenarnya yang kujadikan sebagai jalan hidup yang setia dan akan membuatku berhasil, bahagia? Dalam bayangan yang kurang begitu jelas, akal sehat pun mengatakan banyak keputusan. Dia bilang bahwa ini adalah sebuah pilihan yang sangat unik yang harus kulanjutkan karena ini sudah menjadi satu niat kecil yang bisa menjadi potensi keberhasilanku atas dasar minatku di dalamnya begitu besar.

Dilain sisi, akal sehatku pun berkata lain. Dia bilang semua ini bisa aku jalani tapi.... tapi.... tapi dan banyak sekali argumen yang mendorongku pada ketidakyakinan bahwa aku akan bisa. Dia bilang aku akan sangat kesulitan untuk hidup jika mengandalkan hal kecil itu. Untuk mencari sebuah jalan penggelontoran uang, diperlukan jalan yang sudah tersetting baik yang mungkin sudah orang-orang lakukan di waktu sebelum aku. Sebuah pekerjaan yang bisa aku kerjakan, sebuah jalan menempuh hidup dengan jalan bekerja.

Aku tahu itu adalah sebuah keharusan. Bekerja atau action akan membuat sebuah hasil atau uang yang akan kau dapat. Sebaliknya jika yang aku lakukan sehari-hari seperti hanya diam dan bermalas-malasan di kamar hanyalah akan membuat semua bayangan ini semakin memusingkanku.

Akal sehatku tahu teori tentang sukses tapi pikiranku mengatakan kemalasan sebagai sesuatu yang pasti akan kulakukan dan itu tanpa sebuah alasan pendukung. Coba pikir, aku ingin berhasil tapi aku masih memelihara sifat-sifat buruk yang sering memutuskan atau mengatakan kalau hal yang akan kulakukan itu tidak terlalu penting! Lalu, malas adalah sebuah keputusan dan pelampiasan keraguan karena pikiran yang mengatakan ini hanyalah akan menjadi ketidakberhasilan, hanya akan jadi hal yang tidak istimewa dan kesia-siaan.

Aku juga punya hak untuk hidup, untuk berhasil. Aku punya hak untuk jadi bahagia dan aku sendiri yang berhak untuk memutuskan keberhasilan proses jalan yang mulai aku jalani. Banyak sekali jalan tapi aku harus memilihnya. Jangan sampai keputusan itu menjadi sebuah penyesalan di waktu nanti.

Aku ingin merasa cukup dengan semua ini tanpa mengurangi keinginan pribadiku yang mungkin sangat unik, penuh impian, sangat idealistis. Aku ingin memperjuangkannya.

No comments: