May 2, 2012

Berpikir Keras

Semua hanya semu. Perjuangan mencapai titik kepuasan hanya berukuran relatif. Apa yang akan dan harus diperbuat untuk membuat itu semua terang benderang dengan kebijaksanaan dan kepuasan yang hakiki?

Melihat perkembangan musik di negara ini, akhir-akhir ini mulai terdengar suara-suara pembaharu yang cukup bernuansa, namun terlihat monoton ditelinga karena keragamannya terlindas oleh faktor banyaknya kompetitor yang juga sama-sama haus.

Dalam perkembangan dunia musik Indonesia yang pernah tertahan oleh scene pop melayu yang selalu jadi bahan tertawaan dan ejekan. Kini sang oposisi pun mencoba bergerak maju dan menunjukan kebisaannya. Tanpa disadari, lirik-lirik mereka yang sangat keras menggigit telinga dan perasaan orang lain seakan tidak pernah merasa puas mencaci. Memuntahkan isi dalam otak yang penuh kehancuran.

Sangat-sangat ironis dan menjadikan sebuah generasi yang terancang untuk menikmati dan memproduksi sendi-sendi kebencian, mendramatisir kesedihan dan ternyata mereka lebih dari lebay. Ekspresi yang mungkin terlihat berlebihan. Itulah ekspresi.

Musik metal dan sejenisnya berupaya masuk dan membesar dalam proses yang lumayan sulit namun pasti. Kini mereka pun perlahan mencoba mencari jalan-jalannya sendiri. Ungkapan tentang music for soul atau yang mereka bilang sebagai musik yang non profit, ternyata salah. Ujung-ujungnya mereka akan memahami akan arti komersialitas yang amatlah menguntungkan. Dan jadilah mereka percampuran antara keduanya. Pikiran yang kebal tidak akan selamanya keras dengan adanya pengaruh dari orang lain.

Terkadang musik adalah sebuah wadah yang mampu merepresentasikan passion, tapi dengan adanya fenomena macam ini, apa yang bisa dilakukan? Penuh kebimbangan. Ikut arus atau jangan?!

Menerima sebuah keputusan atau tanggung jawab atau sebuah pekerjaan tetap adalah risiko. Kalau sedikit-sedikit mudah terpengaruh oleh hal lain, apa akan terus labil? begitu? Jelek!

No comments: