April 9, 2012

Bunuh Diri

Untuk sebuah keputusan yang sangat berat gue harus ingat itu sebagai sebuah bentuk keputusan bulat yang serius. Seharian tadi gue jadi mikir banyak hal tentang suicide phenomena. Gak tau apa yang terjadi gue seakan nyerah dengan perasaan yang menerpa gue akhir-akhir ini. Gue jadi gak sabaran ngejalani sebuah perjalanan hidup ini. Semua hal yang masuk ke dalam otak gue gak bisa gue tahan untuk jadi sebuah santapan kesedihan. Padahal semua hal bukan berarti sebuah terkaman kritikan saja.

Apa yang terjadi pada diri gue sangatlah gak masuk diakal, tapi terus merangsek maju dan terus membikin gue jadi putus asa. Serasa gak ada seorangpun yang bisa ngerti dan mau ngerti apa yang gue rasa. Gak ada yang perhatian tentang keadaan gue sekarang. Bahkan kedua orang tua gue gak bisa ngerti dengan semua ini. Sebelum bicara malah mereka yang ngeluh daripada ngemotivasi.

Gue serasa gagal dan kalah menempuh hidup ini. Kehidupan ini sangat keras, padahal sebenarnya biasa. Gue sadar perasaan gue terlalu sensitif dan selalu nerima dan ngerespon sesuatu dengan berlebihan. Itu gak baik.

Saat semua orang sibuk dengan urusannya sendiri.

Okay. Gue emang gak biasa temenan sama setiap orang, gue cuma bisa temenan sama sebagian orang aja yang gue anggap itu sebagai prospek temen yang akan bermanfaat dihidup gue. Ga penting! Itu gak jadi patokan elo untuk hidup berdampingan dengan setiap orang. Ini diri gue dan yang gue rasa cuma itu yang pas. Semua orang butuh kasih sayang dari orang terdekatnya. Temen gue sedikit dan itu risiko.

Gue serasa gak berarti lagi hidup di dunia yang gak penting ini. Ini semua rasanya jadi gak mengasyikan seperti awal dulu. Semua berubah drastis dan semua harapan itu jadi hilang. Sangat berubah jadi kesengsaraan batin. Gue gak akan nyuruh siapapun untuk ngedeketin gue dan ngajak gue ngobrol, itu bukan gaya gue man. Tapi yang gue mau adalah sebuah situasi kaya dulu. Teman, sahabat, kerabat, sodara, kenalan, orang yang gue anggap penting, semua menjauh. Apa mungkin gue ini gak penting lagi atau mungkin mereka gak mau kenal gue lagi atau gak percaya lagi dan akhirnya mereka mutusin untuk menjauh dari kehidupan gue?

Semua hal yang udah gue rancang sejak awal rasanya jadi percuma gara-gara sikap mereka yang nunjukin kesinisan. Mungkin gue yang salah udah mikir yang aneh-aneh terhadap mereka yang mungkin nyatanya mereka biasa aja. Tapi kenapa mereka seakan cuek, ini kan orang yang pernah berkontribusi dalam perjalanan hidupnya... Mungkin yang gue pikir itu bener.

Mereka gak tau makna sebuah hubungan yang akrab. Gak tau perasaan kasih sayang, gak punya jiwa. Apa menyendiri adalah jalan keluar? Ini malah nambah beban gue ep! Elo harus berubah dari posisi ini dan nyoba cari pintu lain yang lebih hangat dan merasa gue adalah seorang pemeran penting di hidupnya.

Dunia ini hanyalah persinggahan yang sifatnya temporary banget. Semua yang gue lakuin juga mungkin gakkan begitu berarti, so jangan terlalu serius ngejalani hidup ini. Gue tetep gak suka sama sikap-sikap kotor dalam ngisi kehidupan ini. Itu malah ngebuat gue lebih terlihat bajingan. Jujur gue sangat-sangat teliti dalam ngejalani setiap proses hidup ini. 

Gue pengen jadi sesuatu yang berharga di hidup gue dan keluarga gue. Gue mau semua berubah dan mendukung keinginan gue untuk bisa membuat kesederhanaan menjadi kehangatan yang besar. Waktu ini sangat-sangat rentan terpuruk. Please teman, dimana sih kalian...

Hari ini gue mikir tentang bunuh diri, and well, itu sepertinya sangat menjijikan. Gue pernah baca artikel tentang itu dan akibatnya sangatlah merugikan semua pihak. Artikel yang ada di blog teh Risa Sarasvati yang isinya serem banget. http://sarasvatirisa.blogspot.com/2011/06/yakin-masih-mau-bunuh-diri.html

Dan kenapa itu harus gue lakuin, toh gue masih punya iman. Tapi pagi tadi setan menyusup ke selimut gue dan menyuguhi pagi dengan kebusukan. Alright, my life must go on!

No comments: