July 7, 2014

Nasehat Terbaik

Ayah mengajariku untuk selalu tidak sombong
Ibu selalu mengajarkanku agar menjadi seseorang yang penyayang terhadap sesama
Mereka menyuruhku agar selalu tidak boros dalam mengelola uang
Mereka selalu membimbingku agar selalu banyak bersyukur atas apapun yang telah aku dapatkan

Ayah selalu mengajakku untuk selalu Solat di Masjid, tidak di rumah, karena itu kurang baik
Ibu selalu menyarankanku agar selalu tidak begadang, karena itu tidak baik bagi kesehatan. Maksimal jam 10 malam

Ibu selalu menerapkan mindset padaku tentang bagaimana proses itu terjadi
Semua tidak akan selalu mudah. Semua harus dijalani dengan sabar
Ibu mengajarkanku agar selalu tidak terlalu ambisius dalam berpikir, tapi harus realistis dan bijaksana. Menyesuaikan kemampuan dan keadaan


------------------------------------------------


Aku selalu ingat semua perlakuan mereka. Memang semua tidak selalu diajarkan kepadaku secara langsung. Tapi mereka selalu melakukan hal-hal itu, hingga aku melihatnya dan menyimpulkan bahwa mereka adalah teladan yang sangat baik untukku. Keluargaku tidak pernah mengalami perselisihan dengan tetangga. Malah yang sering itu, tetangga yang buat masalah dan selalu keluargakulah yang jadi korban fitnah. Astagfirulloh. Kenapa hidup ini tak adil? Menjadikan yang baik malah menjadi yang rugi. Tapi orang tuaku selalu bisa meredam masalah dan bertindak dingin, tidak terpancing untuk melawan. Tapi beda kalau dengan kakak. Dia sangat berani kalau ada orang yang memancing keributan. Dulu, waktu aku masih kecil, aku masih ingat kejadian itu. Kakak pernah terlibat perkelahian dengan orang yang lebih tua umurnya, dan orang itu masih ada ikatan saudara denganku. Kejadian itu mengegerkan semua orang. Kabarnya, sampai saudaraku itu giginya ompong karena dibanting dengan rantai kakakku.

Kejadiannya singkat. Aku juga diberi tahu waktu itu, tapi waktu itu aku masih sangat kecil, sampai-sampai aku juga hampir lupa sebagian ceritanya. Awalnya kakak dibully oleh saudaraku, sebut saja namanya Iwan. Si Iwan itu terus-terusan mancing emosi kakakku dengan cara mendorongnya hampir ke tengah jalan, dan hampir saja tertabrak truk. Akhirnya terjadilah perkelahian diantara keduanya. Kakakku kalah karena rambutnya dijambak. Tapi ketika itu, kakakku melakukan perlawanan. Dia ingat, di saku belakang celananya ada rantai. Tiba-tiba rantai itu dikeluarkan dan dibantingkan ke muka si Iwan. Cerita dari orang tuaku, si Iwan akhirnya mengalami pendarahan yang sangat parah dan pergi mengadu ke orang tuanya - yang juga saudaraku juga.

Beberapa waktu setelah kejadian itu, memang keluargaku jadi sorotan tetangga. Tapi semua itu bukan semata-mata karena unsur kesengajaan, tapi ada motif lain. Karena pihak dari keluargaku selalu mengalah, selalu dijajah. Sampai kejadian itu terjadi, orang lain jadi memandang berbeda. Maka janganlah menilai seseorang dari sikapnya yang mentang-mentang kelihatan lemah. Orang lemah juga punya perasaan untuk bisa melawan.


Aku sayang keluargaku, karena aku terbentuk dari lingkungan itu.
Semoga mereka selalu dalam keadaan baik-baik disana.
Sekarang aku jadi tidak bisa bertemu mereka setiap waktu.
Hanya doa yang bisa aku sampaikan, untuk mereka.

No comments: